dengan dua roda yang senantiasa berguling membawaku meniti jarak
bisingnya kota sudah letih mungkin, watu itu menunjuk jam 21.45
riuhnya kepenatan kota tak terasa samasekali
... oh, atau mungkin karena pemutar musik ini yang tak henti bersenandung di telingaku
kakiku masih saja setia dengan gerakan mengayuh
sesekali aku tenggelam dalam lamunan
sesekali berbisik sendiri
"andai bisa setiap hari-tapi nggak sendiri"
lamunanku pecah saat tersadar bahwa perasaan nelangsa barusan sudah overdosislalu muncul pembelaan
"begini juga sudah asik kok!"
sampai di sebuah gedung sekolah tepat di ujung jalan
aku terhenti, --berhenti.
tak megah secara fisik, tapi nama dan kharismanya tak pernah sama
dibanding sekolah-sekolah lain untukku
almamaterku sendiri sekalipun
"hai sekolah impian ,sampai kapanpun kamu akan jadi sekolah impian buatku :)"
Sekolah Teratai
perjalanan berlanjut, malam kian larut
untungnya hujan sedang enggan mampir ke bumi jogja
membuatku leluasa ber"apresiasi"
mulai dari kemerlapnya lampu jalanan, spot spot tanpa sentuhan lampu yang menegangkan, gurat-gurat tawa ABG yang nongkrong di jembatan, sampai pak parkir yang pipis sembarangan.
setetes dua tetes keringat dan betis yang terasa mulai mengencang
membuatku memutuskan untuk menghentikan pilihan rute yang menjauhi tempatku pulang
semakin dekat, semakin kuperlambat.
rasanya ingin berlama-lama diatas benda ini.
tapi penolakan besar-besaran oleh kaki dan punggungku
berbisik sendiri
"oke, kali ini cukup -- cukup segar sudah hati dan fikirku"
akhirnya,
penyegaran malam :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar