pagi ini Aini (keponakan, 4 tahun beberapa hari lalu, play group) sudah sampai rumah lagi, sambil menangis. Baru berapa menit lalu dia berangkat sekolah diantar ibunya (Mbak Retno). heran, lantas aku tanya,
"Loh, kok udah pulang? Libur sekolahnya?",
"Enggak, itu sakit perut ,Tante" jawab Mbak Retno, ibunya.
berapa saat setelah berhasil buat Aini berhenti menangis dan mau bercanda lagi, iseng-iseng kutanya,
"Cantik, tadi kenapa nggak jadi sekolah?",
"Sakit perut." jawabnya singkat, matanya menerawang entah kemana
"Coba sini liat mana yang sakit, tante mau liat." maksudku bercanda
"hihihik...", tawanya polos, "jangaan, gabisa diliat, sakitnya dalam hati" kata-katanya terdengar polos.
".......................?", speechless. so does Mbak Retno.
bagian mana yang salah? terlalu pintar kah?
oohh,...pengaruh kandungan susu formul. we wish.
Jumat, 24 Februari 2012
Rabu, 08 Februari 2012
belajar bicara
saya bukan sosok pujangga yang mampu mencipta ribuan bait syair indah dari gerak tangan dan ucap bibirnya. yang mampu memberikan semburat senyum kagum dari paduan kata demi kata yang diciptanya. menyisipkan nyawa pada setiap rangkaian kata indah kemudian membawa segala rasa menembus batas keselarasan kata.
jauh diluar makna pujangga, yang saya lakukan adalah mencoba mengalirkan kata-kata, merangkai baris baris rasa yang tak tercurah. menyatukan makna demi makna agar apa yang ada di hati ini tersampaikan. ibarat balita yang masih terbata, tak indah, tapi tulus.
saya belajar
saya bicara
dari hati,dengan hati, dan setulus hati
saya masih belajar bicara melalui tulisan
terimakasih sudah membaca :)
jauh diluar makna pujangga, yang saya lakukan adalah mencoba mengalirkan kata-kata, merangkai baris baris rasa yang tak tercurah. menyatukan makna demi makna agar apa yang ada di hati ini tersampaikan. ibarat balita yang masih terbata, tak indah, tapi tulus.
saya belajar
saya bicara
dari hati,dengan hati, dan setulus hati
saya masih belajar bicara melalui tulisan
terimakasih sudah membaca :)
Langganan:
Postingan (Atom)