ketika mata tak lagi sepakat dengan hati
tak mau lagi dengar komando dari sang otak
seakan tak peduli lagisekitar mengamati
saat kamu merasa di situ lah tempatmu seharusnya
saat kamu merasa itulah satu-satunya tujuanmu
saat kamu merasa segalanya telah kamu kerahkan
kamu membawa harap dengan tertatih
pun untuk kesekian kalinya kamu terjatuh dan tersandung prasangkamu sendiri
saat di pihakmu hanya segelintir orang yang (mau) peduli
kemudian saat beberapa langkah kamu maju,
kamu lupa kalo ini jalan setapak yang berlubang
dan kamu melupakan kata "hati-hati" dan "waspada"
dua langkah angkuh cukup untuk membuatmu jatuh dan terjerembab penuh luka
aku butuh seuntai tambang untuk mengangkatku (lagi)
adakah?
A S I K !
BalasHapusM A K A S I H ! ;D
Hapus