Pagi ini aku terbangun karena suara dentum yang resonansinya nyaris sekeras letusan volcano yang sekarang tegap berdiri tapi dulu pernah nyaris runtuh. Lalu sepetik demi sepetik aku tersadar, inilah nyatanya. Mengingatkanku pada kejadian kemarin sore , yang membangunkanku dari harapan dan angan yang ternyata memang sia-sia belaka. Begitu membuka kesadaranku, betapa aku ada tapi tak ada buatmu. Sebuah titik sadar yang kau buat dari pengakuanmu. Pengakuan yang menyihir sebuah hipotesis yang tak ingin kubenarkan menjadi sebuah kesimpulan yang akurat. Menyambung potongan-potongan variabel yang sedikit demi sedikit menyempurnakan sebuah fungsi bayangan.
Tapi aku juga munafik, aku membuka sekotak pandora hitam dan bercahaya. Berharap ada namaku atau sekedar bayangku kau ukir, sedikit saja di dalamnya. hahahahaha. Lagi lagi cuma membuat tawa sengau yang terkontaminasi rasa kecewa. Ada hal lain yang kutemukan. Disana masih ada sederet angka berjajar rapih. Sebuah pengaturan time machine yang sewaktu-waktu bisa ter-activated dan mengantarmu ke dunia dimana memorimu dan memorinya bertransformasi menjadi sebuah loncatan menuju masa depan.
Kepalaku serasa ramai dipenuhi gemuruh dan teriakan. Seakan seluruh alirah darahku memaksamu pergi dari otakku tapi namamu tetap disekap atas komando yang lain. alasannya adalah, kau penah menjadi sosok yang berbeda. kau hampir bisa menyembuhkan. kau pernah membuatku lupa rasanya menjadi pihak yang tak terlihat dan teracuhkan. pernah, dan hampir. hahahahaha. Meskipun hatiku seperti bubur, untungnya kepalaku sekeras batu. Aku harus tetap pada jalan ku. Aku belum siap untuk kembali menjadi gila.
Hari ini dan seterusya, aku siap untuk bertahan di jalanku. Sampai Tuhan mengijinkanku untuk berbalik arah mengambil jalan yang lain :)
selamat pagi! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar